Harakah.id – Membayangkan sosok guru saat dzikir thariqah adalah praktik yang lumrah kita temukan di sejumlah ajaran thariqah. Lalu pertanyaannya, bagaimana Islam memandang tradisi tersebut?
Membayangkan sosok guru saat dzikir dalam tradisi thariqah disebut Rabithah. Apakah ini syirik karena menghadirkan selain Allah SWT?
Jawabannya adalah, tidak. Hal ini dianalogikan pada kebolehan membayangkan wajah orang saleh saat membaca doa tasyahhud. Tepatnya ketika membaca, “Assalamu alaina wa ala ibadillah ash-shalihin”, keselamatan semoga diberikan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang Saleh.
Baca Juga: Kapan Istilah Sufi dan Tasawuf Muncul Dalam Konteks Keilmuan Islam? Ini Sejarahnya…
Ahli Hadis Imam Ibnu Hajar mengutip dari ulama ahli hadis:
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻔﺎﻛﻬﺎﻧﻲ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻤﺼﻠﻲ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺤﻀﺮ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﻤﺤﻞ ﺟﻤﻴﻊ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻭاﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭاﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻳﻌﻨﻲ ﻟﻴﺘﻮاﻓﻖ ﻟﻔﻈﻪ ﻣﻊ ﻗﺼﺪﻩ
Al-Fakihani berkata: Dianjurkan bagi orang yang shalat untuk menghadirkan semua Nabi, malaikat dan orang Mukmin saat mengucapkan salam untuk hamba-hamba Allah yang Saleh. Agar dapat sesuai antara lafadz (ucapan) dan niatnya (Fath al-Bari 2/314)
Manfaat dari membayangkan dan menghadirkan gambaran dari wajah guru saat dzikir thariqah dapat kita jumpai dalam kisah Nabi Yusuf, sehingga beliau tidak tergoda oleh seorang wanita dalam firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.” (Yusuf: 24)
Baca Juga: Asal-Usul Istilah Sufi Menurut Para Ulama Terkemuka
Yang dimaksud ‘melihat tanda Tuhan’ menurut para pakar tafsir baik dari kalangan Sahabat maupun Tabiin adalah melihat wajah ayahnya, Nabi Ya’qub:
عن اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻭﻣﺠﺎﻫﺪ، ﻭﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ، ﻭاﻟﺤﺴﻦ، ﻭﻗﺘﺎﺩﺓ، ﻭﺃﺑﻲ ﺻﺎﻟﺢ، ﻭاﻟﻀﺤﺎﻙ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ: ﺭﺃﻯ ﺻﻮﺭﺓ ﺃﺑﻴﻪ ﻳﻌﻘﻮﺏ، ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ
Dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Ibnu Sirin, Hasan Basri, Qatadah, Abu Soleh, Dhahhak, Ibnu Ishaq dan lainnya: Yusuf melihat rupa ayahnya, Ya’qub alaihi salam (Tafsir Ibnu Katsir).
Baca Juga: Benarkah Kaum Sufi Merendahkan Perempuan? Menggugat Sufisme Patriarkhis

Demikianlah penjelasan singkat mengenai praktik membayangkan sosok guru saat dzikir thariqah yang lumrah kita temui. Menghadirkan sosok guru, atau perwajahan orang salih, dalam satu tingkah laku peribadatan adalah salah satu cara khusyuk serta menghadirkan Tuhan. Bukan berarti kita memperlakukan sosok tersebut seperti Tuhan! Tapi sosok yang kita hadirkan akan menjadi wasilah sehingga seseorang dapat dengan mudah merasakan kehadiran Tuhan.