Harakah.id – Syi’ir Li Khamsatun adalah syiir doa yang berisi permintaan agar kita selalu dijaga dari penyakit dan wabah. Kali ini kita akan membahas satu kalimat dalam syiir doa tersebut.
Dalam syi’ir Li Khamsatun, tepatnya pada bait لي خمسة أطفئ بها kenapa menggunakan خمسة dan tidak menggunakan خمس?
Bait tersebut merupakan doa berbentuk syair yang kini tengah atau sering kita dengar dan lantunkan bersama di tengah wabah yang sedang terjadi. Syi’ir doa ini seringkali dibaca dan dijadikan wiridan di pesantren-pesantren setiap sebelum menunaikan shalat berjamaah, sebelum pengajian atau waktu-waktu lainnya.
Berikut redaksi lengkapnya:
لي خمسة أطفي بها حر الوباء الحاطمة
المصطفى والمرتضى وابناهما وفاطمة
Di dalam doa tersebut terdapat beberapa lima nama, yang dengan sebab kelima nama atau sosok tersebut, maka diharapkan dapat menghilangkan sakit panas atau wabah yang tengah terjadi.
Nama atau sosok yang dimaksud adalah المصطفى yaitu baginda Nabi Muhammad Saw, المرتضى Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra, Serta kedua anaknya: Hasan Ra dan Husein Ra serta Sayyidah Fathimah Ra.
Kembali ke pertanyaan awal, mengapa menggunakan خمسة dan bukan خمس?
Ini berkaitan dengan hukum adad dan ma’dud dalam bahasa Arab. Kita tahu bahwa Adad 3-10 selalu berbeda dengan ma’dudnya dalam segi Muzakkar dan Muannasnya. Bila ma’dudnya (benda yg dihitung) muannas, maka Adad (angkanya) muzakkar. Begitupun sebaliknya.
Maka, bila dibaca خمسة dengan bentuk muannas, besar jawabannya adalah bahwa ma’dudnya adalah muzakkar. Apa kira-kira ma’dudnya?
Berikut alternatif jawabannya…لي خمسة أسماء Aku punya lima nama. لي خمسة أشخاص Aku punya lima orang. Kata أسماء memiliki bentuk mufrad اسم yang berbentuk Muzakkar. Begitu juga dengan أشخاص yang memiliki bentuk mufrad شخص yang berbentuk muzakkar.
Maka dengan demikian, kalimat dalam syair tersebut dibaca dengan kata خمسة dan bukan خمس.
Itulah sekilas penjelasan mengenai pemilihan kalimat dalam Syair doa Li Khamsatun yang tentunya sangat cocok dan bisa kamu amalkan di masa pandemi seperti hari ini.