Harakah.id – Salah satu pendukung aksi militer Ibnu Saud adalah Sayyid Rasyid Ridha (1865-1935). Ia adalah orang Suriah, Kesultanan Utsmaniyah. Tetapi, ia berhijrah ke Mesir dan membangun karir di negeri tersebut bersama dengan gurunya, Syekh Muhammad Abduh.
Kelompok modernis Muslim yang anti-mazhab memiliki kedekatan satu dengan lainnya. Dalam wacana keagamaan, mereka berhadapan dengan kelompok tradisionalis bermazhab. Abad dua puluh menjadi arena perdebatan, bahkan pertempuran, antara dua kelompok Muslim tersebut.
Peristiwa tragis terjadi pada era setelah Perang Dunia I. Melemahnya pengaruh Turki Usmani di kawasan Jazirah menurun setelah berabad-abad lamanya, membuat kawasan ini melepaskan diri. Pertama, berdiri kesultanan Hijaz di bawah kepemimpinan Syarif Husain, dari klan Bani Hasyim pada 1914-1924. Kedua, serangan Kesultanan Najd di bawah kepemimpinan Abdul Aziz bin Saud dari klan Bani Saud pada 1924-1925. Serangan ini disebut penakhlukan Saudi atas Hijaz (Conquest Saudi of Hijaz) atau Perang Hijaz-Najd.
Syarif Husain dari klan Bani Hasyim dan umumnya penduduk Hijaz adalah penganut Islam tradisional dan percaya pada otoritas mazhab. Sedangkan Abdul Aziz bin Saud berada dalam barisan kelompok Muslim anti-mazhab, khususnya paham Wahabi. Perang tersebut menggemparkan dunia Islam karena berada di jantung dunia Islam; Haramain (Dua Tanah Suci Muslim).
Umat Islam terpecah. Kelompok tradisional yang lemah lebih bersimpati pada Bani Hasyim. Penguasa lama Hijaz. Tetapi, kelompok modernis lebih mendukung aksi Ibnu Saud dengan pasukan Wahabinya. Sekalipun dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa terjadi pembantaian terhadap kaum Muslim tradisionalis di kawasan Hijaz oleh pasukan Wahabi. Unit militer Wahabi-Saudi paling militan yang bernama Ikhwan Man Atha’allah membantai dengan brutal penduduk Mekah dan Thaif.
Salah satu pendukung aksi militer Ibnu Saud adalah Sayyid Rasyid Ridha (1865-1935). Ia adalah orang Suriah, Kesultanan Utsmaniyah. Tetapi, ia berhijrah ke Mesir dan membangun karir di negeri tersebut bersama dengan gurunya, Syekh Muhammad Abduh. Di Mesir, ia mendirikan Majalah Al-Manar serta menginisiasi pendirian organisasi yang berorientasi “Mazhab Salaf”. Rasyid Ridha, pada mulanya mengikuti pendidikan tradisional yang menerima mazhab fiqih, kalam dan tasawuf, tetapi kemudian berbalik menyerangnya. Ia terpengaruh pemikiran Syekh Muhammad Abduh yang berusaha menyebarkan pemikiran “Merdeka” yang anti-mazhab.
Rasyid Ridha menulis ulasan khusus dalam Majalah Al-Manar tentang proyek “Pembaharuan” Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pendukungnya dari klan Bani Saud. Ulasan khusus tersebut kemudian diterbitkan pada tahun 1925. Tahun kemenangan Bani Saud atas Kesultanan Hijaz Al-Hasyimiyah. Dalam terbitan perdana, mungkin juga menjadi yang terakhir, ulasan itu diberi judul Al-Wahhabiyyun Wal Hijaz.
Buku ini dimulai dengan ulasan yang memuji-muji Syekh Ibnu Taimiyah sebagai tokoh pemikir Muslim yang pilih tanding. Seakan pemikirannya adalah yang paling cemerlang dibanding ulama-ulama lain di zamannya. Disebut Syaikhul Islam karena dinilai memiliki murid-murid yang menjadi ulama besar, seperti Ibnu Qayyimil Jauziyyah. Rasyid Ridha menyebut bahwa Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah penerus pemikiran Syekh Ibnu Taimiyah, mengajak bangsa Najd untuk memurnikan tauhid.
Dalam ulasan-ulasannya, Rasyid Ridha memuji-muji gerakan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab dan pendukungnya; klan Bani Saud. Di sisi lain, ia menjelek-jelekkan penguasa Hijaz dari klan Bani Hasyim dengan menyebutnya sebagai Thaghut. Rasyid Ridha menulis dalam Majalah Al-Manar,
كنا كتبنا بضع مقالات في هذه المسألة في أول العهد بزحف الإخوان؛ لإنقاذ الحجاز من إرهاق الطاغوت حسين بن علي , وما يرجى أن يتبع ذلك من إنقاذ جزيرة العرب كلها من الاستعباد الأجنبي , فكان لها من التأثير فوق ما قدرناه لها حتى إن حقها دحض أباطيل الدعاية الحجازية القديمة في الطعن بدين أهل نجد منذ قرن وثلث قرن باختلاق الشريف غالب أمير مكة في عهد ظهور الإصلاح الذي قام به الشيخ محمد عبد الوهاب وأخرس ألسنة الدعاية الجديدة التي اختلقها الشريف حسين الذي ادعى أنه ملك العرب وخليفة المسلمين.
Kami telah menulis sebagian makalah tentang masalah ini, terkait fase pertama penakhlukan milisi Al-Ikhwan untuk menyelamatkan Hijaz dari pembantaian Sang Thaghut Husain bin Ali. Dan diharapkan akan diikuti oleh penyelamatan Jazirah Arab seluruhnya dari perbudakan asing. Peristiwa penakhlukan ini memiliki dampak melebihi perkiraan kami hingga penakhlukan itu berhasil membungkam kebatilan-kebatilan propaganda lama pihak Hijaz yang mencela keyakinan penduduk Najd sejak satu sepertiga abad melalui kedustaan yang dibuat oleh Syarif Ghalib, Gubernur Mekah, pada masa kemunculan reformasi yang dibawa Syekh Muhammad Abdul Wahhab. Penakhlukan ini juga membuat bisu lisan-lisan progranda baru yang dibuat oleh Syarif Husain yang menyebut dirinya Raja Arab dan Khalifah kaum Muslimin. (Majalah Al-Manar, juz 25, hlm. 761).
Rasyid Ridha menulis hingga beberapa seri makalah dalam Al-Manar dengan judul Al-Wahhabiyun Wal Hijaz. Keberpihakannya jelas, yaitu kepada Raja Abdul Aziz bin Saud, sang pendukung ajaran “Syekh Muhammad Abdul Wahab.” Ia membantah seluruh tuduhan negatif terhadap klan Bani Saud. Ia menyebut bahwa kampanye negatif itu berasal dari keluarga penguasa lama Hijaz, yang menjadi raja Irak dan Yordania. Rasyid Ridha dengan bahasa yang tajam; mengabaikan seluruh aksi kaum Wahabi dan menganggap Abdul Aziz bin Saud sebagai pembela kebenaran. Dalam narasi Rasyid Ridha, pahlawannya adalah Abdul Aziz bin Saud dan kaum Wahabi. Seluruh kesalahan berada pada pihak Syarif Husain dan keluarganya. Kita akan mengintip daftar isi buku Al-Wahhabiyun Wal-Hijaz.
- Makalah Pertama: Wahabi dan Hijaz
- Celaan Penguasa Mekah terhadap kaum Wahabi
- Penjelasan kaum wahabi atas keyakinan dan mazhabnya
- Akidah kaum wahabi tentang nabi dan ziarah ke makamnya
- Kesaksian sejarah terhadap kaum wahabi
- Dialog raja Abdul Aziz dengan ulama Maghrib
- Makalah Kedua: Penyebab Umum Mengapa kaum wahabi menyerang penduduk Hijaz
- Ngeyelnya Syarif Husain bekerja sama dengan pihak asing
- Menjadikan Hijaz sebagai negara perang dan klaim sebagai raja Arab
- Deklarasi Syarif Husain untuk menakhlukkan Yaman dan Najd dengan kekuatan militer
- Kezaliman Syarif Husain terhadap para haji dan klaim sebagai pelaksana syariat
- Makalah Ketiga: Sebab khusus penyerangan kaum Najd kepada Hijaz
- Penolakan Syarif Husain membangun aliansi Arab
- Celaan Syarif Husain pada Bani Saud dan kaum Wahabi
- Tekad Syarif Husain Memerangi Bani Saud dan Kaum Wahabi
- Kata Sejarahwan Mesir tentang sebab permusuhan Najd dan Hijaz
- Peristiwa terkenal bukti serangan Hijaz kepada Najd
- Syarif Husain Menyebarkan desas-desus dan upaya mendorong negara tetangga untuk memusuhi Najd
- Penghinaan terhadap Muktamar Kuwait
- Makalah Keempat: Dokumen-dokumen resmi Najd ke Thaghut Hijaz
- Keputusan Muktamar Najd dalam menyikapi Hijaz
- Fatwa Penulis terhadap Raja Syarif Husain
- Sebab Mundurnya Penakhlukkan Wahabi atas Hijaz
- Terusirnya Syarif Husain dari Hijaz dan Ia menyewakan anak-anaknya kepada Inggris
- Makalah Kelima: Apa yang harus diketahui dan dilakukan umat Islam Hijaz
- Sebab Hijaz dijadikan hanya untuk kaum Muslimin
- Terasingnya Islam, dan Berpegang kepada Hijaz
- Politik Inggris Terhadap Timur dan Islam
- Firasat Buruk Inggris Akibat Jatuhnya Hijaz
- Kewajiban Umat Islam dalam Persoalan Hijaz
- Makalah Keenam: Apa yang dilakukan Wahabi pada Makam Nabi dan Qubah Masjidil Haram
- Makalah Ketujuh: Bid’ahnya Kuburan, Masjid-Masjidnya dan Kubah-kubahnya
- Ketergantungan Syarif Husain dan keluarganya pada Inggris
- Sebab Munculnya Kesepakatan Antara Najd dan Inggris
- Kritik untuk Kesepakatan Najd-Inggris
- Makalah Kedua: Rincian Isi Kesepakatan Najd-Inggris
- Materi Isi Kesepakatan Najd-Inggris
- Kemaslahatan Arab dalam Kebangkitan Kaum Wahabi
- Kebangkitan keluarga Saud dan dampaknya
- Keuntungan Keluarga Saud dan Inggris dalam Kesepakatan mereka
- Najd Tak Perlu Khawatir terhadap Inggris
- Cerita Thalib Beik An-Naqib dengan Ibnu Saud
- Kemerdekaan Sultan Najd, Terbebas dari Inggris dan lainnya
- Syarif Husain dan Faishal Memilih Jadi Bangsawan Inggris
- Penipuan dan Pengkhianatan Amir Faishal (Anak Syarif Husain)
- Penyerahan Syarif Abdullah (anak Syarif Husain) Jordania Timur kepada Inggris
- Kesepakatan Syarif Husain dan anaknya –Ali untuk persoalan Hijaz
- Hijaz dan Arab: Antara Raja pendiam dan bekerja dan raja klaim dan pembual
- Ringkasan Sejarah Hidup Sultan Abdul Aziz bin Saud
- Ringkasan sejarah hidup Syarif Husain dan anak-anaknya
Buku ini, dalam versi yang penulis peroleh, dicetak pada tahun 1925. Ini adalah tahun kemenangan Abdul Aziz bin Saud dalam perang Hijaz-Najd. Tentu saja ini merupakan dokumen sejarah; ditulis oleh seorang ‘pengamat’ yang sezaman dengan sebuah peristiwa. Posisinya jelas, berpihak kepada kaum Wahabi. Sekalipun kaum Wahabi dengan brutal membunuhi umat Islam di Hijaz, Rasyid Ridha tidak ambil pusing soal itu.