Harakah.id – Download khutbah jum’at pdf. Hidup Mulia dengan Takwa.
Kutbah Pertama
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Pada pembukaan khutbah ini, izinkan khatib berwasiat kepada kita semua. Mari sebisa mungkin kita meningkatkan rasa takwa kita kepada Allah. Yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Fa Qod Faazal Muttaqun – Sungguh beruntung orang-orang yang bertakwa
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Wasiat takwa adalah rukun yang harus ada dalam setiap khutbah Jum’at, baik khutbah pertama maupun khutbah kedua. Sehingga wajar bila kita selalu mendengar khatib selalu mewasiatkannya.
Tentu, ini akan sangat berguna bagi diri kita. Bagaimana tidak, perintah atau wasiat takwa ini kita dengar dengan begitu seringnya. Secara psikologis, sesuatu yang terus menerus didengar akan dapat mempengaruhi jiwa seseorang untuk mempercayainya.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Kita melihat, kehidupan yang dialami setiap orang itu sungguh berbeda dan bermacam-macam. Baik berbeda dalam lingkup sosial, ekonomi, atau yang lainnya. Perbedaan ini tentu adalah hal wajar adanya.
Di sekitar kita, begitu banyak kita lihat, ada sebagian orang yang hidup bergelimang harta. Namun di tempat yang berbeda, ada pula yang hidup serba apa adanya. Jangankan untuk bisa mengenyam pendidikan atau memiliki tempat tinggal yang layak, untuk memenuhi kebutuhan perut saja mereka kesusahan.
Dalam hal wajah. Ada yang memiliki wajah rupawan, dan ada pula yang biasa saja. Urusan jabatan pun sama. Sebagian orang memiliki kedudukan tinggi. Sedangkan sebagian yang lain menjadi rakyat jelata.
Kesenjangan dan perbedaan ini kalau tidak disikapi dengan bijaksana akan bisa menyebabkan perselisihan yang tak berujung. Mereka yang kaya, berwajah tampan atau cantik, atau yang memiliki jabatan akan besar kepala. Sedangkan yang miskin, tak rupawan, atau rakyat biasa akan berkecil hati.
Padahal kalau kita mau kembali kepada tuntunan agama, segala bentuk kemewahan duniawi, tidak bisa dan tidak pantas dijadikan tolok ukur. Tidak bisa dijadikan patokan dan jaminan apakah di hari nanti mereka juga akan merasakan kebahagiaan seperti di dunia. 5.000 Taruhan Bola di Kasino FT95
Allah SWT berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ = Wahai manusia!
إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ = Sungguh, Kami telah menciptakan kamu
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى = Dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ = Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
Tujuannya apa?
لِتَعَارَفُوا = Agar kamu saling mengenal. Sebagian ulama menjelaskan, selain untuk saling mengenal, perbedaan bangsa dan suku itu juga agar kita saling tolong menolong.[1]
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ = Sungguh, yang paling mulia di antara kamu
عِنْدَ اللَّه = di sisi Allah
Siapa yang paling mulia?
أَتْقَاكُمْ = orang yang paling bertakwa. Yakni orang yang takut kepada Allah dan mau mengerjakan perintah dan menjauhi larangan.[2]
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ = Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Mereka yang kaya harta, memang bisa memiliki apa saja. Saat itu, bisa jadi ia hidup mulia. Namun, kita harus ingat!, Allah Maha Segalanya. Tidak sulit bagi Allah mengubah nasibnya menjadi miskin. Betapa banyak orang kaya yang tiba-tiba bangkrut dan jatuh miskin. Saat demikian, otomatis ia tak lagi menjadi mulia. Mengapa? Hartanya habis.
Begitu juga mereka yang punya jabatan. Mereka bisa memerintah dan mengatur semua orang. Saat seperti itu, ia memang “berhak”, dalam tanda kutip, merasa mulia karena seakan menjadi raja. Namun yakin, kelak ketika ia tak lagi menjabat, tak lagi berkuasa, tak ada orang yang memuliakannya.
Orang yang memiliki wajah yang tampan atau cantik pun sama. Saat ini, memang ia memiliki banyak penggemar. Viral dan tenar. Punya banyak follower di media social. Namun, kelak ketika wajahnya keriput, tak akan ada lagi orang yang mau mendekatinya.
Berbeda dengan orang yang bertakwa.
Boleh jadi, ia miskin harta, wajah juga pas-pasan, tak ada jabatan yang ia emban. Namun dengan ketakwaan yang mengakar dalam hati, ia pasti akan tumbuh menjadi pribadi yang beradab dan memiliki sopan santun. Dan yang terpenting: ibadahnya kepada Allah semakin istikamah.
Orang demikian, bisa jadi di dunia tak memiliki banyak pengikut. Tak banyak penggemar. Tak banyak followernya. Namun, ia adalah manusia yang memiliki kemuliaan sejati. Kemuliaan yang tidak saja dimilikinya di dunia. Namun juga di akhirat kelak.
Ia adalah manusia yang mulia, tidak saja di sisi manusia karena adab dan sopan santunnya. Namun ia juga mulia di sisi Allah disebabkan karena ketekunannya menjalankan ibadah. Ia adalah manusia pilihan karena mendapat perhatian dari Allah SWT.
Sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad dalam sebuah hadis yang riwayat Imam Muslim:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِـنْ يَنْظُرُ إِلَى قُــــلُوبِكُمْ وَأَعْمَــالِكُمْ
“Sungguh Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, melainkan Allah melihat hati dan amal kalian”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Download khutbah jum’at pdf. Hidup Mulia dengan Takwa. Download khutbah jum’at pdf. Hidup Mulia dengan Takwa. Download di sini.