Harakah.id – Thoshihiko Izutsu merupakan salah satu tokoh yang meramaikan khazanah kajian al-Qur’an berasal dari kesarjanaan non-muslim. Izutsu mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya kajian semantik al-Qur’an.
Hakikat ikhlas. Kata ikhlas sangat familiar di kalangan masyarakat umum terlebih masyarakat muslim. Tentu tidak asing, ketika masyarakat memberikan kata ikhlas sebagai bentuk nasihat dan motifasi terhadap orang yang sedang dihadapi musibah, semisal “yang ikhlas ya, ini musibah”.
Dengan demikian maka ikhlas secara etimologis dapat diartikan rela atas musibah yang melanda. Padahal belum tentu memiliki arti yang sama secara teologis. Terlebih jika dikaji maknanya dari al-Qur’an. Lalu bagaimana makna dasar dan makna relasi ikhlas berdasarkan kajian semantik Toshihiko Izutsu?
Thoshihiko Izutsu merupakan salah satu tokoh yang meramaikan khazanah kajian al-Qur’an berasal dari kesarjanaan non-muslim. Izutsu mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya kajian semantik al-Qur’an. Dalam pendekatannya menganalisa partikel sederhana dalam al-Qur’an, tetapi sarat akan makna yang dikenal dengan keyword atau kata kunci. Kata kunci inilah yang kemudian di teliti secara menyeluruh sehingga dapat menemukan komponen dasar konsep tertentu, salah satunya kata kunci ikhlas.
Makna Dasar Ikhlas
Ikhlas secara definisi yaitu sikap kejiwaan seorang muslim yang selalu berprinsip bahwa semua amal dan jihadn jihadnya karena Allah SWT untuk meraih rida dan kebaikan pahalanya tanpa ada unsur prospek kedunian dan lainnya. Dalam al-Qur’an ikhlas ditemukan sebanyak 31 kali dengan jumlah ayat berbeda ada 14 kalimat.
Dalam perspektif Izutsu, menganalisis hakikat ikhlas dalam al-Qur’an yakni makna dasar dan makna relasional. Makna dasar ikhlas adalah murni dan bersih, kata yang merupakan element semantik dasar yang mengakuisisi komsep-konsep lain yang ditanggungnya. Maka dengan makna murni, murni berartikan bersih dari kotoran/campuran, murni berartikan suci, baik dan bermakna tulus (semurni-murninya). Maka murni merupakan makna dasar dari kata ikhlas.
Beberapa Kata yang Berkaitan dengan Ikhlas dalam Al-Quran
Adapun makna relasi ikhlas sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an sebagai berikut:
- Relasi makna ikhlas dengan keselamatan terdapat dalam surah al-Saffat ayat 40; 74; 128 berikut:
اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الۡمُخۡلَصِيۡ
“kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa”
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang memurnikan agama maka Allah akan selamatkan dari dosa.
- Relasi ikhlas dengan tauhid dalam QS al-Baqarah; 139 beikut:
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ
“Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,”
Maka relasi yang terbentuk adalah dengan memurnikan Allah maka akan mendapatkan keselamatan.
- Relasi ikhlas dengan ikhtiar terdapat dalam QS. Maryam; 51
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَـٰبِ مُوسَىٰٓ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مُخْلَصًۭا وَكَانَ رَسُولًۭا نَّبِيًّۭا
Artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi.”
- Relasi ikhlas dengan Safa’ QS an-Nahl; 66
وَإِنَّ لَكُمْ فِى ٱلْأَنْعَٰمِ لَعِبْرَةً ۖ نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِى بُطُونِهِۦ مِنۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآئِغًا لِّلشَّٰرِبِينَ
Artinya: Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
- Relasi ikhlas dengan wasal dan bersifat khusus terdapat dalam QS. Al-An’am; 139
قَالُوا۟ مَا فِى بُطُونِ هَٰذِهِ ٱلْأَنْعَٰمِ خَالِصَةٌ لِّذُكُورِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِنَا ۖ وَإِن يَكُن مَّيْتَةً فَهُمْ فِيهِ شُرَكَآءُ ۚ سَيَجْزِيهِمْ وَصْفَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Dan mereka mengatakan: “Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami,” dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
Maka makna dasar ikhlas menurut analisis semantik perspektif Thoshihiko Izutsu adalah murni atau bersih. Sedangkan makna relasinya ada lima yaitu relasi ikhlas dengan tauhid, relasi ikhlas dengan ikhtiar, relasi ikhlas dengan keselamatan, relasi ikhlas dengan safa’ dan terakhir relasi ikhlas dengan wasal. Demikian hakikat ikhlas semoga bermanfaat.
Artikel kiriman dari Jumilah, Mahasiswi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta