Harakah.id – Menelaah, membaca, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari itu akan membuat hidup kita jauh terasa lebih mudah.
Mesra dengan al-Qur’an. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya semakin hari manusia lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain gedget. Manusia dapat berkomunikasi dengan kerabat nya hanya dengan satu genggaman saja dapat menjangkau seluruh dunia, dan pula dapat menjangkau berbagai informasi dari penjuru dunia manapun.
Bahkan, semua hal yang berhubungan dengan manusia pun sekarang menjadi praktis karena sudah menjadi satu all in one dalam sebuah benda yang bernama hand phone. Berbagai macam merk dan harga yang akhirnya tidak sedikit dari mereka itu menjadikannya sebgai sebuah patokan standardisasi kehidupan, yang mana pada dasarnya sebenernya itu hanyalah sebuah ilusi dunia saja.
“Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia”. Mungkin slogan tersebut masih lah ada sampai sekarang, cuma tak jarang slogan tersebut kerap dilupakan karena masing-masing dari manusia nya hanya sibuk memainkan gedget mereka. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan gedget nya dibanding membaca kitab suci nya sendiri.
Meskipun akan lebih praktis karena dapat diakses di manapun dan kapanpun, tetap saja bentuk fisik dari al-Qur’an mempunyai ciri khas nya tersendiri. Perasaan ketika membaca al-Qur’an secara digital dan secara fisik langsung sangat berbeda. Mesra dengan Al-Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda mengenai perumpamaan seseorang yang senang membaca al-Qur’an :
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا
“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap.” ( H.R Bukhari )
Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Yang mana al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada orang-orang yang rajin membaca nya. Tidak hanya itu, al-Qur’an juga merupakan petunjuk bagi mereka yang membaca nya.
Allah SWT berfirman dalam surah al-Isra ayat 9 :
إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
Di era digital pada saat ini, masyarakat terutama umat muslim cenderung lebih sering memegang ponsel dibanding memegang al-Qur’an. Mereka lebih asyik dengan sosial media nya ketimbang membaca al-Qur’an. Meskipun sudah hadir al-Qur’an digital sebagai media fleksibel membaca al-Qur’an tapi tetap saja hanya sebagian persen dari mereka yang membaca nya dalam bentuk digital.
Membaca al-Qur’an memang bukan suatu hal yang wajib, tetapi membaca al-Qur’an merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan. Menelaah, membaca, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari itu akan membuat hidup kita jauh terasa lebih mudah dan akan Allah berikan pula petunjuk bagi mereka. Al-Qur’an yang menyimpan segudang pengetahuan yang memang sudah di teliti dan benar adanya, namun al-Qur’an juga bukan lah sebuah buku ilmu pengetahuan melainkan al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Meskipun di dalam nya menyimpan banyak pengetahuan tetapi al-Qur’an tidak dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan.
Perumpamaan nya, bila kita tidak bisa hidup tanpa kekasih kita dan kita ingin selalu hidup berdampingan dengan nya lalu kenapa tidak kita tanamkan pula dalam diri kita bahwa kita tidak bisa hidup tanpa membaca al-Qur’an dan kita memang seharusnya hidup berdampingan dengan al-Qur’an? Itu lah kenapa kita kerap sekali lupa akan keistimewaan al-Qur’an yang sebenrnya. Kita terlalu sibuk mementingkan dan memikirkan perkara duniawi sampai-sampai kita tidak sempat membuka bahkan sampai membaca al-Qur’an. Padahal al-Qur’an akan menjadi penolong kita nanti di akhirat disaat manusia lain sibuk dengan hisab nya masing-masing. Mesra dengan al-Qur’an.