Harakah.id – Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah agar dianugerahi kerajaan yang tidak ada tandingannya, yang tak akan dimiliki oleh seorang pun sesudahnya.
Di dalam Islam, doa merupakan salah satu bentuk ibadah. Selain bertujuan untuk meneguhkan hati serta pikiran, doa juga berperan sebagai cara orang beriman untuk terus melakukan ikhtiar mencapai tujuannya.
Bahkan di dalam kitab shahih Muslim disebutkan:
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Ala, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Ja’far bin Burqan dari Yazid bin Al Asham dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku. ( HR. Muslim ).
Tidak hanya kita sebagai hamba-Nya yang lemah, para Nabi dan Rasul Allah pun juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Salah satunya adalah Nabi Sulaiman Alaihissalam yang doa-doanya banyak terdapat di dalam Al-Quran. Nabi Sulaiman merupakan salah satu utusan Allah di muka bumi. Ada doa Nabi Sulaiman yang selalu dikabulkan Allah SWT dan bisa diamalkan umat Islam. Yaitu terdapat pada surat shad ayat 35.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قَا لَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَ حَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّا بُ
“Dia berkata, Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.”(QS. Sad 38: Ayat 35)
Dalam Tafsir kemenag Allah lalu menjelaskan bahwa setelah Sulaiman sembuh dari sakitnya, ia menyadari kelemahan yang ada pada dirinya. Ia telah memilih hal yang kurang penting. Dia telah kehilangan waktu yang utama untuk melakukan ibadah karena menyaksikan latihan kuda.
Lalu Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah agar dianugerahi kerajaan yang tidak ada tandingannya, yang tak akan dimiliki oleh seorang pun sesudahnya. Dalam hadis Nabi saw diriwayatkan: Bahwa Nabi saw berkata:
Bahwa Ifrit dari golongan jin meludahi aku tadi malam agar aku membatalkan salatku namun Allah memberikan kekuatan kepadaku sehingga aku dapat menangkap jin itu. Aku bermaksud untuk mengikatnya di satu tiang dari tiang-tiang masjid sehingga kamu dapat melihatnya. Tapi aku teringat doa saudaraku Sulaiman, “Ya Allah ampunilah aku, dan berilah aku kekuatan yang tidak layak untuk diberikan kepada orang sesudahku”. Maka aku usir dia untuk menjauh. (HR.Bukhari dan Muslim)
Nabi Sulaiman dibesarkan dalam lingkungan kerajaan dan kenabian. Sejak kecil ia terlatih sebagai seorang anak dari seorang raja dan nabi. Sulaiman pun mewarisi kemampuan keduanya dan Allah juga menganugerahkan kepadanya kemampuan itu. Itulah sebabnya maka Allah menganugerahkan kepadanya kerajaan yang sangat kuat dan kekayaan yang berlimpah ruah, yang tiada tandingannya.
Di akhir ayat Allah menyebutkan alasan yang dikemukakan Sulaiman dalam doanya yaitu karena Allah benar-benar akan mengabulkan doa setiap orang yang disertai usaha dan syarat kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kehendak-Nya.
Permohonan Nabi Sulaiman pada ayat di atas adalah bukan bertujuan untuk menghalangi orang lain memperoleh kekuasaan, tetapi agar beliau memperoleh kekuasaan khusus, seperti dalam bentuk mukjizat yang berbeda dengan kekuasaan yang diperoleh raja dan penguasa sebelum dan sesudah beliau.( Sofwatullah, Tikrar Kisah Nabi Sulaiman AS Dalam Al-Qur’an, IIQ, 2017).
Dan ayat tersebut juga bisa kita diamalkan sebagai doa sehari hari agar rezeki melimpah di samping tetap berusaha dan bekerja. Doa ini sebagai ikhtiar untuk mendapatkan berkah kekayaan supaya bisa menolong lebih banyak orang dan fokus untuk beribadah. Demikian doa Nabi Sulaiman dalam Al-Qur’an yang Wajib Dibaca Kontestan.
Artikel kiriman dari Fatin Nur Fathanah, Mahasiswa jurusan ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Langsa, Aceh.