Harakah.id – Masa depan hubungan AS-Indonesia sedikit banyak tentu akan berubah. Kemenangan Biden-Harris dalam pemilu AS akan menentukan hubungan semacam apa yang akan tercipta di masa depan.
Hasil perolehan Pemilihan Presiden AS telah keluar. Joe Biden-Kamal Harris meraih 306 suara. Sedangkan Donald Trump-Mike Pence mendapatkan 232 suara. Joe Biden-Kamala Harris menjadi pasangan presiden-wakil presiden yang bakal memimpin AS untuk lima tahun kedepan. Ini artinya akan membawa pelbagai perubahan di beberapa sektor penting bagi AS dan negara-negara di dunia. Dalam hal ini, AS sebagai negara adidaya, memiliki peran dan kontribusi sentral dalam percaturan politik dan ekonomi dunia.
Kemenangan Biden juga bakal berdampak pada masa depan hubungan AS-Indonesia. Lalu, bagaimana pola interaksi dan hubungan AS-Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan Biden? Apakah bakal ada perubahan mendasar dalam orientasi kebijakan luar negeri AS? Seperti yang diketahui bahwa pemerintah AS selama ini menerapkan unilateralisme dalam kebijakan luar negerinya. AS berupaya membangun kedaulatan dalam negerinya dengan slogan “Make America Great Again”.
Sebelumnya, di masa kepemimpinan Donald Trump, hubungan AS-Indonesia terjalin dengan baik. Meski pada kenyataanya, presiden Joko Widodo lebih dekat dan menjalin kerjasama dengan China dibandingkan AS. Orientasi kebijakan luar negeri yang dibangun atas dasar kepentingan ekonomi. Selama ini presiden Joko Widodo berusaha membangun kerjasama yang baik dengan China. Kepentingan dan prospek ekonomi antara Indonesia-China juga sangat menekankan pada keuntungan ekonomi dan investasi, serta sektor ekspor-impor yang bakal membuat ekonomi kedua negara semakin membaik.
Biden dan Perubahan
Kemenangan Biden dalam Pilpres AS tahun ini menjadi harapan bagi masyarakat dunia. Pasalnya, AS dinilai memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dunia. Tidak hanya itu, rakyat dunia juga tengah berharap kerja sama internasional dalam berbagai bidang akan pulih setelah masa yang penuh gejolak dalam politik luar negeri AS di bawah pemerintahan presiden Donald Trump.
Kebijakan Biden di awal masa kepemipinannya ini akan menjadi indikator bagaimana kemampuannya dalam mengawal proses politik dan ekonomi dunia. Sedangkan, semasa Trump menjabat, ia lebih menekankan pada upaya untuk membangun ekonomi dalam negeri AS. Selain itu, ia juga melakukan mediasi dengan mengajak negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Kebijakan-kebijakan Trump atas Timur Tengah juga sangat ditentukan dengan national interest AS. Kedekatan antara Trump dan Netanyahu menjadi kunci keberhasilan normalisasi yang terjadi antara negara-negara Arab, seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan. Tampaknya, keberlanjutan normalisasi antara negara-negara Arab dengan Israel akan berubah. Sebab, normalisasi antara Arab-Israel adalah upaya Trump untuk mendapatkan dukungannya selama kontestasi Pilpres AS 2020.
Selain itu, rivalitas antara AS dan China juga menjadi persoalan penting bagi kebijakan Biden selama menjabat presiden AS. China dianggap sebagai musuh dan ancaman terkait politik dan ekonomi dalam negeri AS. Jika China semakin maju dan berkembang dalam ekonomi, maka AS akan semakin terdampak. Karena dalam hal ini, AS memainkan peran ekonomi dunia dan setiap kebijakan AS akan sangat memengaruhi perekonomian dunia.
Masa Depan Hubungan AS-Indonesia Di Era Biden
Sejak masa presiden Soekarno hingga masa kepemimpinan Joko Widodo, hubungan dan kerjasama antara AS-Indonesia terjalin dengan baik. Meski dalam hal ini, orientasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap AS dibangun atas dasar keuntungan ekonomi dan kepentingan nasionalnya. Seperti halnya persoalan investasi AS di Indonesia, ekspor-impor, dan pelbagai sektor lain yang menjadi kesepakatan antara AS dan Indonesia.
Kerjasama Indonesia semasa presiden Trump tidak terlalu terlihat di permukaan. Tetapi, sebenarnya kerjasama yang dibangun tidak hanya persoalan ekonomi. Namun juga menyangkut persoalan pertahanan, politik, dan industri. Artinya, situasi ini memunculkan banyak peluang yang bisa dibangun antara AS-Indonesia.
Ketika Biden menjabat sebagai presiden AS kedepan akan sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Kepentingan ekonomi tidak luput menjadi target dan prioritas yang menjadi arah kebijakan AS kedepan. Presiden Joko Widodo juga harus pandai melihat peluang yang bisa dibangun antara AS-Indonesia. Selama ini hubungan Joko Widodo dan Joe Biden juga terjalin dengan baik.
Proses politik AS yang menghasilkan presiden baru, Joe Biden, kedepannya akan sangat berpengaruh dalam setiap kebijakannya. Sehingga, kerjasama antara AS-Indonesia harus terus diperkuat. Sebab selama ini keberlanjutan kerjasama AS-Indonesia menunjukkan arah yang baik. Meski bukan sebagai prioritas Indonesia menjalin kerjasama dengan AS. Tetapi, saat ini Indonesia menjalin prioritas dengan China.
Terakhir, peluang kerjasama antara AS-Indonesia masih terbuka lebar. Pemerintah Indonesia juga harus melihat peluang tersebut dengan baik. Apalagi presiden terpilih, Joe Biden, dianggap bakal memberikan perubahan besar bagi kebijakan-kebijakan AS selama ini. Kita tunggu bagaimana gebrakan kebijakan Biden dalam memimpin AS dan dampaknya bagi masyarakat dunia.