Harakah.id – Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi pernah mengarang kitab tentang Maulid Nabi. Kitab itu berjudul al-Urjuzah al-Mi’iyyah Fi Dzikri Hal Asyrafi al-Bariyyah. Sebuah kitab berisi 100 bait yang berisi kisah kelahiran, perjalanan hidup, dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini baru diterbitkan pada tahun 2019, oleh penerbit Dar al-Mujaddid, al-Jazair.
Para pengikut Wahabi di Indonesia senang sekali merujuk Syekh Ibnu Taimiyyah. Dalam banyak hal, paham keagamaannya didasarkan kepada pendapat-pendapat beliau. Narasi utama kaum Wahabi di Indonesia adalah membid’ahkan segala amalan masyarakat Muslim di Indonesia yang didasarkan kepada fatwa ulama mazhab. Terkadang, kaum Wahabi menyerang mazhab yang dianut masyarakat Indonesia dengan tuduhan yang bermacam-macam, mulai dari bid’ah karena hadisnya daif atau karena tidak ada hadisnya. Agak aneh memang dengan perilaku kaum Wahabi di Indonesia. Mengingat di negara asalnya, kaum Wahabi tidak sebodoh di Indonesia.
Sentralitas pemikiran Syekh Ibnu Taimiyyah menurun pada ulama yang mengikuti pendapat Ibnu Taimiyyah atau yang dikenal sebagai murid setianya. Selain Syekh Ibnu Qayyimil Jauziyyah, terdapat satu lagi murid Syekh Ibnu Taimiyyah yang mendapatkan tempat dalam hati kaum Wahabi di Indonesia. Ia adalah Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi. Ya, seperti tertera dalam nisbat di akhir nama panjangnya, ia bermazhab Hanafi. Tetapi, dalam akidah, ia mengikuti pendapat-pendapat Syekh Ibnu Taimiyyah. Bukan pengikut Maturidi sebagaimana umumnya ulama bermazhab Hanafi.
Salah satu karya Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi yang popular di kalangan Wahabi Indonesia adalah kitab Syarah Aqidah al-Thahawiyyah. Kitab ini agak aneh karena dalam beberapa bagian kitab tersebut, Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi tidak sekadar mensyarah matan Aqidah al-Thahawiyyah karya Imam Abu Ja’far al-Thahawi. Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi justru menyalahkan pandangan akidah al-Thahawi. Konon, lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang mendapat bantuan dana dari pemerintah Arab Saudi wajib mengajarkan kitab karya Syekh Ibnu Abdil Izz ini. Jadi, bisa dikatakan bahwa Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi ini sangat berpengaruh bagi kalangan Wahabi.
Tetapi, ternyata Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi pernah mengarang kitab tentang Maulid Nabi. Kitab itu berjudul al-Urjuzah al-Mi’iyyah Fi Dzikri Hal Asyrafi al-Bariyyah. Sebuah kitab berisi 100 bait yang berisi kisah kelahiran, perjalanan hidup, dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini baru diterbitkan pada tahun 2019, oleh penerbit Dar al-Mujaddid, al-Jazair.
Berikut adalah bagian awal kitab al-Urjuzah al-Mi’iyyah;
Alhamdu lillahil qadimil bari # tsumma shalatuhu ‘alal mukhtari
Wa ba’du haka siratar rasuli # manzhumatan mujazatal fushuli
Mauliduhu fi ‘asyiril fadhli # rabi’il awwali ‘amal fili
Lakinnamal masyhuru tsani ‘asyrihi # fa yaumil itsnaini thulu’a fajrihi
Wa wafaqal ‘isyrina min naisana # wa qalbuhu hinu abihi hana
Wa ba’da ‘amaini ghada Fathima # ja’at bihi murdhi’uhu salima
Halimatun li ummihi wa ‘adat # bihi li ahliha kama aradat
Fa ba’da syahrainin syiqaqu bathnihi # qila ba’da arba’in min sinnihi
Bait-bait di atas menjelaskan bahwa Syekh Ibnu Abdil Izza memuji Allah yang maha abadi. Beliau juga mengirim bacaan shalawat kepada Nabi terpilih. Beliau kemudian menyatakan bahwa bait-bait ini adalah sejarah perjalanan hidup Rasulullah dalam bentuk syair indah. Perjalanan hidup Rasulullah dimulai dengan kelahiran beliau pada bulan Rabiul Awwal, tahun gajah. Tepatnya pada tanggal 12, jelang fajar. Ayahnya telah wafat Ketika beliau lahir.
Bagian akhir kitab, disebutkan sebagai berikut:
Wa tammatil arjuzatul mi’iyyah # fi dzikri hali asyrafil bariyyah
Shalla ‘alaihillahu rabbi wa ‘ala # ashhabihi wa alihi wa man tala
Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi mengatakan bahwa syair yang berbentuk rajaz ini telah selesai. Syair-syair rajaz itu berisi dzikri halil asyrafil bariyyah (penuturan keadaan manusia paling mulia). Di akhir syair, Syekh Ibnu Abdil Izz membacakan shalawat kepada Nabi, sahabat dan para pengikutnya.
Semoga kaum Wahabi di Indonesia semakin mencintai Nabi Muhammad dengan memperbanyak membaca kitab-kitab Maulid. Jika mereka khawatir dengan hadis-hadis daif atau palsu dalam kitab maulid, mereka dapat memilih kitab maulid yang ditulis oleh kalangan mereka sendiri; seperti kitab al-Urjuzah al-Mi’iyyah karya Syekh Ibnu Abdil Izz al-Hanafi ini. Tidak ada hadisnya. Karena memang berbentuk syair.
Jika mereka masih khawatir adanya hadis daif atau palsu, mereka dapat membaca kitab Syamail Muhammadiyah yang menceritakan pribadi Nabi. Atau setidaknya kitab sirah nabawiyyah yang paling sahih karya ulama mereka. Dan semoga bisa dibaca pada bulan Rabiul Awwal, sekalian memperingati kelahiran manusia paling mulia.