Harakah.id – Rendah hati adalah satu cara agar ilmu yang kita pelajari cepat masuk dan membawa keberkahan. Tanpa kerendahan hati, seorang murid tidak akan mendapatkan apa-apa dari proses belajar yang ia jalani.
Ada 12 hal yang patut diperhatikan seorang pelajar terhadap gurunya. 12 hal ini, sebagaimana yang dituturkan oleh Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, menjadi penentu utama bagi keberhasilan seorang pelajar merengkuh manisnya ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran yang tengah ia jalani. Salah satu di antara ke dua belas hal tersebut, adalah sikap rendah hati.
Seorang pelajar juga harus menanamkan sifat rendah hari dan nilai-nilai kerendahan dalam dirinya. Ilmu tidak akan bisa diperoleh dalam keadaan hati yang sombong dan angkuh. Layaknya cangkir, ia akan bisa terisi air ketika ia berposisi lebih rendah dibanding teko yang berisi banyak air. Mustahil air akan mengalir jika posisi cangkir yang lebih tinggi dibanding teko. Teko beserta isinya adalah seorang guru beserta seluruh ilmu yang dikuasainya. Cangkir adalah simbol murid yang kosong dan tengah berjuang mengisi dirinya.

Seperti kasus, ketika seorang guru tengah mengajar di sebuah majelis, lalu dia menyampaikan sebuah maqolah atau syi’ir. Sang murid kebetulan pernah belajar dan menghafalnya. Maka seyogyanya bagi sang murid untuk tidak sok dengan menirukan atau melanjutkan apa yang hendak disampaikan gurunya semata-mata ingin menunjukkan bahwa dirinya hafal syi’ir yang akan disampaikan gurunya tersebut.
Hal ini juga berlaku dalam masalah hukum. Meskipun sang murid tahu hukum suatu kasus yang ditanyakan seseorang kepada gurunya, dia harus menahan diri dan merendah dengan menyerahkan segenap keputusan pada sang guru. Tidak mentang-mentang menguasai hukum tersebut, dia langsung hantam kromo menjawabnya dan mendahului sang guru.
Seorang sahabat pernah berkata, “aku pernah mendengar hadis dari seseorang, sedangkan aku hafal dan lebih mengetahui hadis tersebut darinya. Aku pun menahan diri dan menganggap aku tidak tahu apa-apa dibanding dirinya. Dan menganggap aku tidak pernah mendengar hadis tersebut sebelumnya.” Inilah etika seorang pelajar kepada gurunya. Sekali lagi, ilmu diperoleh dari kerendahan dan kehinaan, bukan kesombongan dan berharap untuk mendapat pujian.