Harakah.id – Semakin hari adat mengucapkan salam semakin terkikis. Tidak sedikit pula orang ketika memberikan salam lewat sosial media hanya sekedar singkatan saja.
Memberikan salam merupakan satu hal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Apalagi menjawabnya. Di zaman era digital seperti ini yang mana semakin lama teknologi semakin canggih semua orang di manapun dan kapan pun dapat terkoneksi dan bisa saling berhubungan secara virtual, bahkan segala sesuatu hampir semuanya menggunakan kecanggihan teknologi.
Salam terambil dari akar kata as-salam yang mana maknanya berkisar pada keselamatan dan keterhindaran dari segala yang tercela.
Ucapan yang dianjurkan Islam bila bertemu dengan sesama bukan “Assalamuaalaikum” saja. Tetapi ditambah dengan Warahmatullahi Wabarakatuh”. Ini menunjukkan bahwa salam dalam Islam bukan hanya untuk mendapat keselamatan dari kekurangan dan aib bagi mitra salam. Tetapi juga rahmat Allah dan berkah-Nya. Yaitu aneka kebajikan-Nya juga kiranya tercurah.
Sangat dianjurkan kepada orang Islam untuk memberikan salam terhadap sesama saudaranya dengan kalimat yang lengkap yakni “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh”, demikian karena dalam kalimat tersebut mengandung sebuah doa yang kita panjatkan untuk saudara kita dan juga diri kita.
Mengucapkan Salam juga salah satu bentuk kita menghargai sesama manusia, bentuk penghormatan kepadanya. Dan ada banyak sekali keutamaan dari kita mengucapkan salam.
Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi No. 2612 dalam bab menyebarkan salam disebutkan bahwasannya.
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى أَمْرٍ إِذَا أَنْتُمْ فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“ Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidak akan beriman hingga saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang bila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian”. (H.R. Tirmidzi)
Dalam al-Quran surat an-Nur: 27 dikatakan,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ٢٧
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur [24] ayat 27).
Dari kedua dalil tersebut dapat disimpulkan bahwa salam merupakan suara adab utama yang mana hal tersebut dapat berdampak besar bagi hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Salam diucapkan ketika kita sedang ingin bertamu ke rumah orang lain, bertemu kawan di jalan, dan masih banyak lagi.
Di era digital ini biasanya kita hanya sibuk kepada masing-masing gadget yang kita punya, terkadang kita tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita (acuh), dengan demikian semakin hari adat mengucapkan salam semakin terkikis. Tidak sedikit pula orang ketika memberikan salam lewat sosial media hanya sekedar singkatan saja.
Dengan menebarkan salam di manapun kita berada itu sama saja dengan kita menebarkan cinta terhadap sesama, karena di dalam ucapan salam tersebut terselip doa yang kita panjatkan untuk seseorang yang kita berikan salam. Dan salam juga merupakan salah satu dari bagian akhlak karimah (adab) dalam memperlakukan seseorang.