Harakah.id – Di Bulan Dzulhijjah, Umat Muslim dianjurkan untuk melakukan puasa di Hari Tarwiyyah. Yaitu hari kedelapan di mana Nabi Ibrahim mengalami kebingungan atas mimpi yang dialaminya.
Tarwiyah adalah membawa bekal air untuk dipersiapkan pada hari Arafah. Selain definisi tersebut, ada juga yang mendefinisikan bahwa Tarwiyah merupakan momentum nabi Ibrahim bermimpi akan sebuah perintah agar menyembelih anaknya, nabi Ismail.
Tarwiyah secara bahasa berarti bingung. Ini adalah hari ketika Nabi Ibrahim masih mengalami kebingungan atas mimpi yang dialaminya soal perintah untuk menyembelih Nabi Ismail.
Terlepas dari perbedaan definisi dan latar sejarah di baliknya, yang jelas pada hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Dzulhijjah disunnahkan berpuasa. Dan kesunnahan ini tidak sekedar sunnah biasa. Namun sangat ditekankan untuk dikerjakan. Meskipun memang tidak ditemukan nash secara khusus yang menjelaskan tentang keutamaan puasa Tarwiyah.
Baca Juga: Ada Pahala Besar di Balik Anjuran Berpuasa di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Kendati demikian, ada nash lain yang menjelaskan keutamaan bulan Dzulhijjah, khususnya puasa 10 pertama Dzulhijjah, yakni sabda Nabi:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ قَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِى الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ (رواه الترمذي)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw bersabda: tidak ada hari-hari yang lebih dicintai bagi Allah Swt agar (memperbanyak) beribadah terhadap-Nya pada hari-hari tersebut ketimbang 10 hari Dzulhijjah, yang (pahala) puasa satu hari dari 10 hari tersebut setara dengan puasa setahun, dan bangun (untuk beribadah) setiap malamnya setara dengan bangun malam pada saat lailatul qadar.” (HR. Tirmidzi).
Meskipun digeneralisir, tapi keutamaan yang dijamin Nabi di atas sudah sangat besar. Pahala yang dijanjikan terkesan tidak sebanding dengan amal yang dilakukan. Begitulah Islam; tidak melihat kuantitas amal, tapi melihat kualitas dan memuliakan sebuah momentum. Termasuk dengan hari Tarwiyyah, yang di dalamnya terdapat sejarah dan momen yang begitu mulia, sehingga saat itu dianjurkan berpuasa. Dan pastinya, pahala yang akan didapat minimal sebagaimana di dalam hadis di atas selama dikerjakan dengan baik dan benar.