Harakah.id – Mandi wajib atau mandi janabah adalah mandi yang bertujuan untuk menghilangkan hadas besar. Sebab-sebab mandi wajib beragam, mulai dari keluar sperma, hubungan seksual (persetubuhan), terhenti keluarnya darah haid dan lain-lain.
Seringkali timbul pertanyaan kenapa seseorang diwajibkan untuk melakukan mandi wajib lantaran keluar mani dan tidak pada kasus kencing padahal keduanya muncul dari saluran yang sama dan anggota tubuh yang sama. Sering juga ditanyakan kenapa kencing yang najis tidak mewajibkan mandi sementara mani yang berstatus suci mewajibkan mandi. Hal ini lantaran adanya hikmah tersendiri dari disyariatkannya mandi wajib.
Syeh Ali Ahmad Al-Jurjawi memberi komentar dari kedua pertanyaan tersebut. Beliau memberi alasan bahwasanya kencing merupakan hasil dari proses metabolisme tubuh yang terdiri dari sisa makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia. Sementara mani merupakan cairan yang bisa membentuk seluruh sel tubuh manusia karena mani adalah asal mula ciptaan tubuh manusia. Hal ini yang membedakan antara kencing dan mani.
Beliau juga menambahkan bahwa kewajiban mandi ketika keluar mani saja merupakan bentuk kasih sayang dari Allah kepada umat manusia. Tak bisa kita bayangkan betapa sulitnya kita nanti apabila setiap kali kencing harus melakukan kewajiban mandi.
Dalam kitab hikmatut tasri’ wa falsafatuhu halaman 78-79 beliau menyebutkan beberapa hikmah lain dari disyariatkannya mandi janabah sebagai berikut:
Pertama, untuk menghilangkan rasa letih di badan.
Kedua, untuk menyucikan ruh karena apabila seseorang tidur dalam keadaan suci maka ruhnya dapat melihat unsur-unsur penciptaan semesta. Hal ini berbeda bila seseorang tidur dalam keadaan junub karena ruh dapat terhijab (terhalang) dari melihat hal-hal gaib lantaran taharah (suci) merupakan sarat untuk naiknya ruh dan bercampur dengan alam malaikat yang suci.
Ketiga, untuk menghilangkan bau yang tidak sedap lantaran bercampurnya antara suami dan istri (Hal ini apabila mandi dikarenakan jimak).
Mengenai seseorang yang baru melahirkan Syekh Al-Jurjawi menyebutkan hikmah tersendiri dari mandi wajib atau janabah sebagai berikut
Pertama, untuk menghilangkan bau tak sedap dari darah wiladah.
Kedua, sebagai bentuk syukur kepada Allah yang telah menyelamatkannya dari bahaya melahirkan.
Demikianlah hikmah-hikmah disyariatkannya mandi wajib. Semoga bisa menambah khazanah keilmuan kita.