Harakah.id – Mengapa kita dianjurkan minta husnul khatimah, rezeki dan panjang umur. Mengapa tidak yang lainnya? Inilah dasar mengapa kita dianjurkan meminta tiga perkara tadi pada malam nisfu Sya’ban.
Setiap malam nisfu Sya’ban para asatidz dan guru-guru kita mengajarkan agar kita berdoa memohon kepada Allah tiga permintaan. Pertama, minta kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Kedua, meminta kepada Allah agar dilapangkan rezeki kita selama hidup di dunia. Ketiga, minta agar diberi umur panjang kepada Allah SWT.
Seringkali para guru kita tidak menjelaskan dasar permohonan ini. Mengapa kita dianjurkan minta husnul khatimah, rezeki dan panjang umur. Mengapa tidak yang lainnya? Inilah dasar mengapa kita dianjurkan meminta tiga perkara tadi pada malam nisfu Sya’ban.
Imam Al-Baihaqi dalam kitab Fadha’il Al-Auqat meriwayatkan,
ﻫﻞ ﺗﺪﺭﻳﻦ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻠﻴﻠﺔ؟» ﻗﺎﻟﺖ: ﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ؟ ﻓﻘﺎﻝ: ” ﻓﻴﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﺘﺐ ﻛﻞ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﺁﺩﻡ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻓﻴﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﺘﺐ ﻛﻞ ﻫﺎﻟﻚ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﺁﺩﻡ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻓﻴﻬﺎ ﺗﺮﻓﻊ ﺃﻋﻤﺎﻟﻬﻢ، ﻭﻓﻴﻬﺎ ﺗﻨﺰﻝ ﺃﺭﺯاﻗﻬﻢ
Nabi bertanya: “Tahukah kau, Aisyah, ini malam apa?” Aisyah berkata: “Ada apa dengan malam ini, wahai Rasulullah?”. Nabi bersabda: “Di Malam Nishfu Sya’ban ini semua anak yang lahir dicatat. Di malam ini juga dicatat setiap orang yang akan meninggal di tahun tersebut. Di malam tersebut amal mereka dilaporkan dan rezeki mereka diturunkan” (HR Baihaqi dalam Fadhail Auqat)
Imam Abdurrazzaq meriwayatkan,
ﻋﻦ ﻋﻄﺎء ﺑﻦ ﻳﺴﺎﺭ ﻗﺎﻝ: «ﺗﻨﺴﺦ ﻓﻲ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ اﻵﺟﺎل، ﻭﻗﺪ ﻧﺴﺦ ﻣﻦ اﻷﺣﻴﺎء ﺇﻟﻰ اﻷﻣﻮاﺕ، ﻭﻳﺘﺰﻭﺝ ﻭﻗﺪ ﻧﺴﺦ ﻣﻦ اﻷﺣﻴﺎء ﺇﻟﻰ اﻷﻣﻮاﺕ»
Dari Atho’ bin Yasar: “Kematian akan dihapus di malam Nisfu Sya’ban dan orang yang hidup dihapus ke daftar orang yang mati. Ia juga menikah dan dihapus ke daftar orang yang mati” (Mushannaf Abdirrazzaq)
Berdasarkan dua hadis di atas, dapat dipahami bahwa pada malam nisfu Sya’ban, kita dianjurkan untuk meminta agar diberi husnul khatimah ketika meninggal dunia, diberi panjang umur dan rezeki yang melimpah. Hal ini karena tiga perkara tersebut disebutkan dalam hadis Nabi SAW.
Para ahli hadis menilai dua hadis di atas berkualitas dhaif. Tetapi, karena perkara di atas tidak tergolong permasalahan akidah ataupun halal dan haram, di sisi lain kedua hadis hanya berisi tentang dorongan untuk melakukan amal kebaikan, maka berdasarkan kaidah kedua hadis di atas tidak mengapa dijadikan sandaran.
Demikian penjelasan singkat tentang mengapa kita dianjurkan minta husnul khatimah, rezeki dan panjang umur pada malam nisfu Sya’ban. Ternyata, ada dasar hadisnya sekalipun kualitasnya daif. Tetapi, karena kandungannya hanya berisi dorongan melakukan ibadah (targhib) maka tidak mengapa dijadikan sandaran.