Harakah.id – Penjelasan dan sejarah mengapa tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah disebut tarwiyah dan arafah? Disebut tarwiyah karena pada malam harinya Nabi Ibrahim mimpi dan diperintahkan menyembelih puteranya.
Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam selain Ramadhan. Dzulhijjah dimuliakan karena di dalamnya terdapat banyak keutamaan.
Pada bulan itu umat Islam melakukan ibadah haji, shalat idul adha, dan qurban. Tidak hanya itu, sepuluh pertama di bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk puasa, terutama tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah.
Baca Juga: Cerita Rasyid Ridha Mendukung Penyerangan Wahabi Atas Masjidil Haram
Tanggal 8 Dzulhijjah ini disebut dengan hari tarwiyah dan 9 Dzulhijah disebut hari Arafah. Ada dua pendapat terkait mengapa delapan Dzulhijjah disebut tarwiyah dan sembilan Dzulhijjah disebut arafah. Kedua pendapat itu sebagai berikut:
Pendapat pertama, tanggal delapan disebut tarwiyyah karena pada hari itu jamaah haji keluar dari Mekah menuju Mina dan mereka mempersiapkan air zamzam sebagai bekal wukuf di Arafah nanti dan meminumnya saat di perjalanan.
Baca Juga: Inilah Penjelasan dan Dalil Anjuran Puasa Tarwiyah dalam Kitab Ulama Syafi’iyah
Pendapat kedua, tanggal delapan disebut tarwiyah karena pada malam harinya Nabi Ibrahim mimpi dan diperintahkan untuk menyembelih puteranya. Akan tetapi Nabi Ibrahim masih bimbang dan ragu, apakah perintah tersebut berasal dari Allah SWT atau dari setan. Pada tanggal sembilan, Nabi Ibrahim mendapat petunjuk sehingga dia mengetahui (‘arafa) perintah itu berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan demikian, ulama beda pendapat terkait penamaan ini karena memang makna tarwiyah ada banyak secara kebahasaan. Tarwiyah bisa berati menyimpan air/ meminum air atau berpikir/bimbang/ragu.

Baca Juga: Bukti Bahwa Islam Adalah Agama Ramah Perempuan, Ini Hak-Hak Perempuan yang Dijelaskan dalam Al-Quran