Harakah.id – Perbedaan Durasi Waktu Berpuasa Berbagai Negara bisa terjadi karena Fenomena alam semesta yang beragam.
Salah satu ibadah utama di Bulan Ramadhan adalah berpuasa. Seluruh umat Muslim yang sudah mencapai usia dan memenuhi syarat diwajibkan menahan diri dari makan dan minum, serta hal-hal membatalkan lainnya sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari. Namun perbedaan durasi waktu berpuasa di berbagai negara bisa terjadi karena fenomena alam yang beragam.
Berikut durasi waktu yang harus anda lalui dengan berpuasa jika berada di negara-negara tersebut:
Baca Juga: 5 Keutamaan Puasa Asyura, Nomor 4 Menghapus Dosa yang Telah Lalu
- Negara-negara tetangga kutub utara, seperti Islandia dan Grennland di Denmark harus berpuasa selama + 21 jam.
- Negara-negara eks Skandinavia. Juga memiliki durasi berpuasa yang cukup lama. Durasi berpuasa di Finlandia, Norwegia, dan Swedia hamper 20 jam. Di negara-negara ini, matahari terbenam menjelang tengah malam. baca j
- Di Rusia, perbedaan durasi waktu berpuasa cukup lama, mereka harus berpuasa selama + 19 jam.
- Negara-negara di Eropa, seperti Belarusia, Jerman, Irlandia, Belanda, Inggris, Belgia, dan Austria memiliki rentang durasi waktu 18 jam dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di petang hari.
- Prancis dan Italia memiliki selisih satu jam. Warga Muslim di dua negara ini harus berpuasa dengan durasi waktu 17 jam.
- Warga muslim di Korea juga harus berpuasa cukup lama, yakni 16.5 jam.
- Di Indonesia, rata-rata kita berpuasa selama 13-14 jam saja.
- Australia dan negara-negara Afrika memiliki rentang waktu yang relatif sama. Warga muslim di dua benua tersebut membutuhkan waktu 11.5 jam sejak sahur sampai berbuka.
- Sedangkan di negara-negara di Amerika Selatan, seperti Chili, umat Muslim hanya berpuasa selama 10 jam sehari.
Itulah perbedaan durasi waktu berpuasa yang harus ditempuh umat Muslim di berbagi negara. Tentu saja, berpuasa di Bulan Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan haus. Tapi lebih jauh, berpuasa merupakan latihan untuk mengendalikan diri dan hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada hal-hal yang maksiat. Dengan berpuasa, seorang Muslim juga dimotivasi untuk melakukan ibadah dan amal baik lainnya. Tentunya, dengan jangka waktu berpuasa lebih lama, seseorang juga memiliki kesempatan untuk beribadah dan menuai pahala yang lebih banyak.