Harakah.id – Was-was ketika salat adalah hal lumrah yang kemungkinan besar pernah dialami semua orang. Lalu bagaimana cara dan solusi untuk mengatasinya?
Kita semua mungkin pernah merasakan was-was ketika salat. Bagaimana solusinya?
Pada saat salat, kita dianjurkan dalam keadaan khusyu dengan cara merenungi bacaan salat. Namun demikian, terkadang kekhusyuan itu terganggu karena adanya perasaan was-was seolah-olah ada yang keluar dari dubur, tetapi hal ini baru sebatas keraguan. Kasus semacam ini seringkali membingungkan kita. Dalam keadaan seperti ini, apakah kita harus membatalkan salat dan berwudu lagi?
Nabi SAW. pernah bersabda,
إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ حَرَكَةً فِي دُبُرِهِ فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَحْدَثَ أَوْ لَمْ يُحْدِثْ فَلَا يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
Apabila salah seorang dari kalian sedang salat, lalu merasakan adanya gerakan di duburnya, kemudian ia ragu apakah telah berhadas atau tidak, maka janganlah ia membatalkan salatnya hingga mendengar suara atau mencium baunya (HR. Ahmad).

Dalam hadis lain dikatakan,
وَإِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الشَّيْطَانُ فَقَالَ: إِنَّكَ أَحْدَثْتَ فَلْيَقُلْ كَذَبْتَ إِلَّا مَا وَجَدَ رِيحًا بِأَنْفِهِ أَوْ سَمِعَ صَوْتًا بِأُذُنِهِ
Apabila setan mendatangi salah seorang dari kalian, kemudian membisikan dan berkata, “Sesungguhnya engkau telah berhadas, maka katakanlah (kepada setan itu), “Engkau telah berbohong”, kecuali ia mencium baunya atau mendengar suaranya. (HR. Hakim).
Kedua hadis di atas menegaskan bahwa, apabila kita was-was ketika salat, antara kentut atau tidak, maka kita tidak mesti memperdulikannya karena hal itu hanyalah gangguan atau bisikan setan, kecuali kita benar-benar yakin telah mencium bau kentut atau mendengar suaranya yang keluar dari dubur. Demikianlah penjelasan singkat mengenai masalah was-was ketika salat.
Semoga bermanfaat.