Harakah.id – Sebuah video menyebar di grup whatsapp menyebut bahwa pada Zaman Nabi Sudah Ada “Summu sanatin” Racun Pembunuh Setelah Satu Tahun. Video disertai sebuah narasi, sepertinya, seorang ustadz. Ia menyamakan vaksin dengan racun pembunuh.
Kajian Hadis “Summu Sanatin”. Sebuah video menyebar di grup whatsapp yang saya ikuti. Video itu dimulai dengan thumbnail dengan judul yang cukup membuat bulu kuduk berdiri; Bill Gate Vaksi Racun Pembunuh 5-10 Tahun, Zaman Nabi Sudah Ada Racun Pembunuh Setelah Satu Tahun. Video disertai sebuah narasi, sepertinya seorang ustadz.
Narasi dalam video tersebut mempromosikan semacam pandangan, kalau tidak disebut provokasi, agar masyarakat mencurigai penggunaan vaksin dan vaksinasi dalam penanganan pandemi Covid-19. Narasi menyebut bahwa vaksinisasi adalah aksi yang membahayakan diri.
Video dimulai dengan pernyataan narrator bahwa “Bill Gates mengatakan, vaksin adalah racun pembunuh setelah 5 sampai 10 tahun. Saudaraku kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah, marilah kita simak video yang viral menyebar di snack video, tentang pernyataan Bill Gate bahwa adanya vaksin adalah suatu perencanaan, rancangan, yang sudah didesain untuk mengurangi jumlah penduduk manusia yang ada di muka bumi. Oleh sebab itu, kaum muslimin wal muslimat, tidak boleh heran, tidak boleh kagetan, karena apa, karena pada zaman Nabi Muhammad SAW sudah ada racun yang mampu membunuh setelah satu tahun kemudian. Disebut summu sanatin. Racun yang berjarak satu tahun.”
Kemudian, ditampilkan video seorang perempuan yang sedang memberi pemaparan tentang vaksin mrNA –salah satu jenis vaksin untuk menghadapi Covid-19, yang menurutnya berbahaya dan akan dirasakan dampaknya setelah 5 sampai 10 tahun kemudian.
Dengan alur demikian, seakan narator ingin menggiring penontonnya untuk meyakini bahwa vaksin Covid-19 adalah bentuk “Summu sanatin”. Atau setidaknya akan berfungsi seperti “Summu sanatin”. Lalu, narrator mulai menjelaskan riwayat tentang “Summu sanatin” ini.
Sang narator menyebut bahwa hadis tentang “Summu sanatin” yang merupakan riwayat Imam Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak dan Imam Abu Nu’aim dalam kitab Al-Thib Al-Nabawi. Secara perlahan, sang narrator menjelaskan arti kata per kata riwayat tersebut. Kajian Hadis “Summu Sanatin”. Berikut teks yang disebut dalam video;
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، «أَنَّ رَجُلًا أَهْدَى يَوْمًا لِأَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَحْفَةً مِنْ خَزِيرَةٍ، وَعِنْدَهُ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْحَارِثُ بْنُ كَلَدَةَ، وَعِنْدَهُ عِلْمٌ، فَلَمَّا أَكَلَا مِنْهَا، قَالَ ابْنُ كَلَدَةَ فِيهَا سُمٌّ سَنَةٍ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَمْ يَمُرَّ الْحَوْلُ حَتَّى مَاتَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ رَأْسِ السَّنَةِ»
Dari Ibnu Syihab, bahwa suatu hari seorang lelaki memberi hadiah kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, satu mangkuk daging yang direbus. Di sisi Abu Bakar, ada seorang yang bernama Al-Harits bin Kaladah. Ia punya pengetahuan tentang ilmu kedokteran. Ketika keduanya memakan daging rebus itu, Ibnu Kaladah berkata, “Di dalamnya terdapat racun satu tahun.” Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak berlalu satu tahun sampai keduanya mati, pada hari yang sama, di akhir tahun itu.” ajian Hadis “Summu Sanatin”.
Asal-Usul Video
Penulis melacak asal-usul video dan menemukan channel yang diduga sebagai sumbernya. Berdasarkan logo yang ditampilkan dalam video yang menunjukkan organisasi yang mempublikasikannya.
Dalam video terdapat logo bertuliskan al-mu’allim (المعلم ). Hal ini menjadi batu loncatan sekaligus kata kunci untuk penelusuran di internet. Dengan menggunakan kata kunci “Al Mua’llim Channel”, penulis langsung diarahkan oleh Youtube ke channel yang mirip bernama Al Mu’allim Center.
Al-Mu’allim Center adalah lembaga pendidikan keagamaan, fokus pada pengembangan metode baca kitab kuning, yang berpusat di Banten. Al-Mu’allim berada di bawah asuhan KH. Dawam Mu’allim. Dalam sebuah rilis berita, disebutkan bahwa KH. Dawam Mu’allim adalah penemu metode cepat baca kitab Al-Mu’allim. Pernah dijadikan materi pelatihan nasional di beberapa daerah yang disponsori sebuah partai politik tertentu.
Penulis juga diarahkan kepada channel KH. Dawam Mu’allim yang cukup banyak subcribernya. Baik channel Al-Mu’allim Center maupun channel KH. Dawam Mu’allim telah memiliki banyak subscriber. Kedua channel tersebut berisi kegiatan-kegiatan KH. Dawam Mu’allim. Karena itu, penulis berusaha menyandingkan suara dalam video hadis summu sanatin dengan suara beliau. Setelah dibandingkan, penulis menemukan kecocokan antara suara dalam video summu sanatin dengan suara KH. Dawam Mu’allim. Karena itu, diduga narator dalam video adalah KH. Dawam Mu’allim. Tetapi, sayangnya, penulis sudah tidak mendapatkan video summu sanatin dalam kedua channel. Kemungkinan sebenarnya video sudah ditake-down. Tetapi, potongannya sudah terlanjur tersebar. Bisa jadi, video summu sanatin sebenarnya telah ditarik.
Kajian Isi Video
Ada beberapa kejanggalan dalam video yang menyebar dalam grup-grup whatsapps itu. Sangat janggal jika disebut Bill Gate pernah menyatakan “Vaksin adalah racun pembunuh setelah 5 sampai 10 tahun.”
Pertama, dalam video yang dikutip –disebut sumbernya dari snack video, tidak ada pernyataan semacam itu. Dalam potongan video tersebut, hanya ada pernyataan Bill Gates tentang proses vaksinasi terhadap anak-anak melalui saluran darah. Hampir tidak ada pernyataan yang disebut vaksin adalah racun pembunuh. Lebih-lebih racun pembunuh setelah 5 sampai 10 tahun.
Vaksin sebagai racun pembunuh setelah 5 sampai 10 tahun disebut dalam potongan video kedua. Video ini tidak begitu jelas tentang siapa narasumber yang sedang berbicara, apakah seorang yang berkompeten di bidangnya, atau siapa. Selain itu, sang narasumber sedang membicarakan vaksin mrNA atau vaksin Moderna, salah satu vaksin yang digunakan dalam penanganan Covid-19. Ia tidak menjelaskan seluruh vaksin. Apakah narator pernah berfikir bahwa antara satu vaksin dengan vaksin yang lain adalah berfungsi dan memiliki efek yang sama? Jika ia menganggap seluruh vaksin berfungsi sama, yaitu mengurangi populasi umat manusia, patut diduga sang narator adalah seorang anti-vaksin. Sekalipun ia menggunakan bahasa agama untuk menjelaskan pandangannya.
Kedua, media-media arus utama memberitakan bahwa Bill Gates ternyata mengikuti vaksinasi. Berita ini tentu saja membantah klaim bahwa Bill Gates berpandangan bahwa vaksin adalah racun pembunuh. Jika memang vaksin adalah racun pembunuh, rasanya tidak mungkin Bill Gates mau divaksin. Tetapi, kenyataannya Bill Gates divaksin. Dengan demikian, klaim Bill Gates menyatakan bahaya vaksin gugur dengan sendirinya.
Baca dalam kajian hadis “Summu sanatin” selanjutnya. Klik di sini.